Saturday, January 21, 2012

Akhir Zaman [entah ini hanya mimpi atau sebuah penglihatan]

Entah untuk yang keberapa kali insomniaku kumat. Kebangun tengah malam adalah hal yang tidak enak. Di saat smua orang tidur terlelap dengan mimpi indah mereka, sedangkan aku harus bergulat untuk mendapatkan rasa kantuk agar segera cepat tidur.

Selama seminggu terakhir mungkin ini yang kelima (kalo nggak salah). Aku slalu saja uring-uringan kalo insomnia kumat gini. Biasanya aku kebangun sekitar jam 12an, dan baru bisa tidur jam 3an. Setelah itu jam 6 pasti sudah kebangun lagi. Aarrrggghhhh.. jam tidurku sangat-sangat terganggu. Ini menyebabkan aku sering pusing. Hmmppffff..

Baiklah, ada yang aneh dengan insomniaku semalam (tadi pagi). Seperti biasa aku kebangun jam 12an. Biasanya aku langsung ambil BB (BlackBerry) buat onlen twitter (berharap ada yang masih terjaga). Dan doaku terkabulkan, karena saat itu sedang rame-ramenya di Timeline. Lalu aku nimbrung ngalor ngidul sama mereka @henricaapucaa @hanililalumaris @yoyopram @DamarNyanyi .. nggak kerasa udah jam 2 pagi, dan timeline pun mulai sepi.

Sejurus kemudian aku teringat sesuatu yang pernah diomongin mommy.
She said “kalo kamu kebangun tengah malem, mending berdoa mbak. Biasanya orang yang suka berdoa tengah malem tu pasti doanya didenger Tuhan. Kalo tengah malem gitu kan biasanya waktu yang paling pas untuk komunikasi dua arah sama Tuhan.”

Lalu aku mempraktekkan apa yang mommy ku bilang. Aku letakkan BB ku dan mulai duduk bersandar pada tembok, lalu aku mulai doa syafaat. Ada banyak pokok doa yang aku naikkan.

Aku berdoa untuk proses pengerjaan skripsiku. Untuk ujian pendadaran. Untuk masa depanku. Untuk segala hal yang aku jalani.

Aku berdoa untuk daddy, mommy, dek enggi, dek ela, dek dara, tomi. Aku berdoa satu-satu untuk pergumulan mereka, untuk kesehatan, untuk pekerjaan/study, untuk segala hal.

Aku berdoa untuk pacarku (Mas Sandy) yang kerja di Balikpapan sana. Aku berdoa untuk kesehatannya. Untuk pekerjaannya. Untuk hubungan kami saat ini maupun ke depannya.

Aku berdoa untuk orang-orang terdekatku. Untuk sahabat-sahabat sejatiku, bukan teman palsu yang sering memanfaatkanku.

Setelah dirasa cukup, akupun mengakhiri doa syafaatku tersebut.
Lalu aku mulai mengantuk, dan aku memposisikan diri untuk tidur.

Nggak berapa lama kemudian aku merasakan berada di suatu tempat (bukan di kamarku) dengan segala hal yang terlihat (agak) asing bagiku.
Aku sedang berada di kerumunan, disitu ada beberapa anggota keluarga dan teman-teman. Tiba-tiba aku merasakan ada hal yang nggak beres terjadi. Tanah mulai bergoncang. Lalu tiba-tiba tanah di depanku mulai bergelombang dan menyebabkan retakan yang sangat besar. Tanah dan segala yang ada di atasnya mulai berguncang hebat. Tapi saat itu aku tidak merasakan tanah yang berguncang. Tanah tempatku berpijak tetap utuh dan diam. Aku hanya bisa melihat semua kejadian maha dahyat itu, sampai pada akhirnya aku merasakan sesuatu memanggilku (aku nggak tau yang manggil aku sapa, tapi sesuatu itu tak nampak). Ada perasaaan takut yang begitu hebat menyelimutiku, tapi ‘suara itu’ seakan membimbingku untuk tidak takut. Lalu aku menuruti apa yang ‘suara itu’ katakan. ‘suara itu’ berkata kepadaku “pada akhirnya kamu harus berusaha sendiri. Orang-orang yang kamu kasihi juga akan berusaha sendiri untuk bisa masuk ke kerajaanNya. Sekuat apapun usahamu untuk memasukkan orang-orang yang kau kasihi takkan membuat mereka dapat masuk sepertimu”. Aku hanya bisa terdiam dan melihat adikku yang seakan-akan sedang dalam tahapp penghakiman. Aku hanya bisa memandangnya. Adikku pun memandangiku, tapi aku tak bisa berbuat apa-apa. Dia seperti meminta tolong padaku, tapi aku benar-benar tidak mempunyai otoritas untuk melakukan apapun. Saat itu perasaan senang dan sedih bercampur jadi satu. Senang karena aku merupakan pilihanNya. Sedih karena aku tidak bisa bersatu dengan orang-orang yang sangat aku kasihi.

Keesokan harinya, sekitar jam 6 pagi aku terbangun. Lalu aku menghadap kehadiratNya. Aku mengucapkan syukurku karena aku masih dibangunkanNya untuk dipercayakan membagikan kejadian-kejadian di mimpiku pada orang-orang terdekatku. Aku berterimakasih padaNya untuk nafas kehidupan yang baru. Aku memohon padaNya agar satu hari ini Dia memberkati setiap aktivitasku.

Setelah itu aku mengambil BB ku, ku pencet sebuah nomor, tak berapa lama kemudian terdengar suara dari seberang sana. Setelah bangun pagi dan berdoa biasanya aku selalu telpon Mas Sandy, sekedar mengucapkan selamat pagi dan menyemangatinya untuk satu hari ini. Kali ini aku menceritakan segala yang terjadi di mimpiku, biasanya dia akan membiarkanku bercerita sampai selesai, lalu dia akan berkomentar. Aku hanya bisa mengingatkan dia untuk slalu menjaga komunikasi dua arah denganNya, agar dia nggak lupa sama semua kebaikanNya yang udah dikasih Cuma-Cuma untuk dia. Sepertinya dia mengiyakan semua perkataanku.

Mungkin setelah ini aku bakalan cerita ke mommy tentang mimpiku, atau bisa dikatakan sebuah penglihatan yang ajaib. Semoga hidupku semakin berkenan di mataNya. Semoga aku nggak menyia-nyiakan semua kesempatan yang diberikanNya selagi aku masih diberi nafas kehidupan sampai saat ini.

2 Petrus 2:10 “Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap”

Matius 24:44 “Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga”

Yakobus 4:14 “Sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap”


Wednesday, January 18, 2012

Aku, Dia dan Hujan


Gara-gara tiap hari hujan, aku jadi teringat beberapa kisahku yang berhubungan dengan hujan.

Hujan yang pertama kali kurasakan ketika sudah menjalin kasih bersama Mas Sandy tu terjadi sekitar bulan Desember  tahun 2006 yang lalu. Saat itu kali pertama aku pergi ke Solo naek motor sendirian demi ketemu dia. Aku ke kost nya, trus kami makan siang bareng dan kami juga ke Solo Grand Mall. Nggak terasa udah sore, aku harus pulang ke Prambanan. Tapi mendung menyelimuti kota Solo. Dia nggak tega ngebiarin aku pulang sendirian. Lalu dia nganterin aku pulang. Saat itu pertama kalinya aku melingkarkan kedua tanganku di perutnya. Ada rasa takut, deg-deg’an campur sama seneng yang nggak ketulungan. Awalnya dia nyeletuk ngomong “kok nggak pegangan? Nanti jatuh lho” sambil cengar cengir dan sedikit menoleh ke belakang. Lalu sejurus kemudian aku meluk dia. Dan beberapa saat kemudian hujan mengguyur kota Solo, dan mengguyur tubuh kami juga. Aku Cuma bawa mantol satu. Dan saat itu aku bener-bener kedinginan banget. Aku sampe batuk-batuk dan menggigil kedinginan. Lalu dia memegang tanganku. Aku merasakan hangat tubuhnya mengalir ke tubuhku. It was wonderful! Entah kenapa aku merasa hangat ketika dia menyentuh tanganku.

Itulah pengalaman pertama hujan-hujanan sama dia. Setiap inget kejadian itu aku pasti senyum-senyum sendiri, hehehehe.

Lalu ada beberapa kisah tentang aku, dia dan hujan.

Saat kami jalan-jalan ke hutan wisata di Kaliurang tiba-tiba hujan deras datang. Lalu dia menggandeng tanganku dan kami berlari bersama mencari tempat untuk berteduh. Akhirnya kami menemukannya, dan berteduh disana kurang lebih selama satu jam lebih.
Lalu saat aku berkunjung ke Magelang (ke rumahnya) tu sering banget pas hujan. Dan biasanya kalo udah hujan gitu aku pasti ditahan sama mbah uti & mbah kakung untuk nginep disana. Kalo udah gitu mau nggak mau harus nurutin apa yang beliau bilang. Aku sih seneng-seneng aja, toh bisa berduaan sama dia. Hujan-hujan pula.

Trus ada cerita lagi nih.
Bulan November 2011 yang lalu kan aku diundang mbaknya dia untuk datang ke acara nikahannya. Ceritanya sih aku udah di Magelang sama dia, tapi tiba-tiba daddy nanyain STNK mobil. Dan aku baru sadar kalo STNK mobil tuh ada di dompetku. Besok paginya daddy mau ke Semarang, ke kantor PELNI. Yaa terpaksa aku harus pulang ke Prambanan untuk ngasih STNK tersebut. Akhirnya aku boncengan sama mas Sandy menuju rumahku. Dari Magelang udah hujan, dan mengharuskan kami untuk pakai mantol atau jas hujan. Ketika sampe Sleman tu udah nggak hujan, lalu kami berinisiatif untuk melepas mantol kami. Tapi nggak sampe 5 menit kemudian hujan lagi, lalu kami menepi dan pakai mantol lagi. Kami berencana untuk ke pasar Beringharjo untuk beli batik buat oleh-oleh temen-temennya mas Sandy di Balikpapan sana. Saat itu udah mau jam 5 sore. Sebenernya aku pesimis banget pasar Beringharjo masih buka. Dan ternyata ketika kami sampe sana emang udah mau tutup. Akhirnya kami bergegas untuk nawar sana sini, dan kami mendapatkan barang yang kami inginkan. Setelah itu kami balik ke rumahku di Prambanan. Ketika di rumahku nggak begitu lama, karena kami harus balik lagi ke Magelang. Saat itu aku melihat kelelahan di wajah mas Sandy, akhirnya aku berinisiatif untuk mboncengin dia balik ke Magelang.

Singkat cerita, aku mboncengin mas Sandy. Aku menerjang hujan deras. Ketika sampe ring road lagi-lagi hujan deras yang disertai angin mengguyurku, sampe-sampe jarak pandang hanya beberapa meter saja. Selama perjalanan aku Cuma bisa berdoa dan mencoba nggak ngebut. Ini pertama kalinya aku mbocengin mas Sandy ke Magelang. Biasanya dia nggak akan mau tak boncengin (mungkin gengsi kali yaa diboncengin cewek). Tapi kali ini dia mau, dan ini karena keadaan yang mengharuskan ku memboncengkan dia. Nggak kerasa 2 jam lebih aku bertarung melawan keganasan hujan, sampe akhirnya aku sampe Magelang dengan selamat, walopun badan terus menggigil.

Yaaa itulah sekelumit cerita tentang Aku, Dia dan Hujan.
Aku suka hujan ^_^




sebuah puisi: Aku, Dia dan Hujan





Hujan..
Mengingatkanku saat-saat bersamamu
Hujan yang menjadi payung kita
Ada banyak cerita di bawah guyuran hujan
Aku suka hujan
Aku bisa mengenangmu
Aku bisa merasakan kehangatanmu
Aku bisa mencium aroma tubuhmu
Aku bisa menikmati setiap tetesan hujan itu
Wahai hujan,
Kirimkanlah rasa rinduku padanya
Untuknya di seberang pulau sana



Kado Natal dari dia

Natal kemaren aku mendapatkan sebuah kado natal yang sangat mengejutkan dan membuatku senang bukan kepalang.

Jadi ceritanya begini.
Tanggal 25 Desember 2011 tu merupakan hari yang sangat sibuk bagiku. Paginya aku harus tugas jadi songleader ibadah natal. Trus setelah itu siang sampe sore aku jadi MC perayaan natal keluarga (untuk natal kali ini ternyata yang datang buanyaakk banget. Nggak Cuma sodara deket, tapi sodara-sodara jauh juga pada datang, padahal awalnya diprediksi kalo yang datang bakalan sedikit, ehh ternyata it was out of our expectation!). nah setelah perayaan natal keluarga selese, aku harus bantu bersih-bersih rumah dan segala kekacauan yang ditimbulkan selama acara berlangsung. Hedehhhh.. sampah-sampah berserakan dimana-mana.. ckckckckkck.. setelah itu malamnya aku berniat untuk istirahat lebih awal, tapi rupanya handpone ku bordering, ada sebuah panggilan masuk dari seseorang yang tiap hari selalu telpon aku, sapa lagi kalo bukan Mas Sandy Pratama^_^

Aku: “halo sayang. Capek banget nih. Hufttt.. seharian banyak aktivitasw yang melelahkan pi”
Dia: “halo cantik. Wahh capek banget ya? Sini tak pijitin, hihihihii”
Aku: “piye carane je?”
Dia: “hahahahaha. Ehh sayang, uang di atm mami ada berapa sekarang?”
Aku: “mmm.. terakhir mami cek sih kayaknya tinggal 60ribu deh pi, hehehe. Kenapae pi? Tumben banget nanyain atm mami?”
Dia: “nggak papa sih mi, ehh besok pagi coba dicek lagi ya atm nya”
Aku: “wewww.. kenapae pi? Palingan nggak mungkin bertambah lahh duitnya. Sapa juga yang mau ngirimin duit. Tanggal segini kan bapak nggak mungkin nransfer uang bulanan”
Dia: “yaa pokoknya besok pagi diliatin yaa atmnya, barusan papi transfer dua juta ke rekeningnya mami”
Aku: (shocked) “HAHHH?? APAAAAA??? DUA JUTAAAA??? Banyak banget pi” (aku bener-bener kaget sekaget-kagetnya, sampe-sampe aku lompat dari kasur saking nggak percayanya)
Dia: “lha katanya pengen punya Blackberry. Piye e mi?”
Aku: “ehh pi, sumpah yaa mami tu serasa nggak percaya. Papi bercanda kan?”
Dia: “hahahaha.. sayang..sayang.. buat apa papi bercanda. Mami kan pengen banget punya BB kan? Yaudah papi transfer duitnya, mami beli sendiri di Jogja yaa?”
Aku: “tapi kan itu banyak banget duitnya pi. Trus ntar papi gimana?”
Dia: “gimana, gimana maksudnya sih? Udahlah sayang.. besok duitnya diambil trus beli BB ya? Nanti kita bisa BBMan tiap hari. Oke?”
Aku: (mata berkaca-kaca) “pi, makasih banget yaaa? Mami nggak tau gimana ngungkapin rasa terimakasih sama papi. Saat ini mami nangis tau nggak sih pi. Mami nangis bahagia. Mami nggak nyangka kalo papi bakalan ngasih surpise kayak gini buat mami. Ini bener-bener bikin mami kaget tapi seneng banget pi. Makasih ya sayang. Mami sayang papi”
Dia: “iya sayang.. papi bakalan seneng kalo liat mami seneng kok. Papi pasti bakalan ngebahagiain mami dengan cara apapun”
Aku: “makasih sayang.. makasiiihhhhhhhh banget.. mami beruntung banget punya papi yang slalu bisa ngertiin mami dengan cara papi sendiri. Mami bersyukur memiliki papi”
Dia: “iya sayang”

Yaaa kira-kira begitulah isi percakapanku dengannya di suatu malam 25 Desember.

Akhirnya Blackberry curve 8520 warna putih (kalo punya dia warna item, emang sengaja kembaran sihh, biar kompak aja sihh, hehehehe) sudah ada di genggamanku sampe detik ini.






It’s because of him. Thank you my prince :-*

Galau Pendadaran

Ini postingan pertama di tahun 2012  ini.

Hufftt.. sudah memasuki tahun yang baru rupanya, nggak kerasa ya?
Sekarang ini udah pertengahan bulan januari. Time is running out (tanpa kita sadari).
Di bulan januari  ini ada sesuatu yang bikin aku galau gila. Kali ini bener2 galau tingkat dewa.

Bukan masalah percintaan lhoo.. tapi masalah yang lebih kompleks dari sekedar percintaan. YOU KNOW WHAT!

It’s about GRADUATING PAPER and to be GRADUATED.



Beberapa hari yang lalu aku dikejutkan oleh kabar yang sangat-sangat membuatku harus terlonjak dari tempat duduk yang aku duduki.
Salah satu temenku bilang “ehh si okki, anggit, novi udah mau pendadaran lho”
Seketika itu juga aku langsung menyahut “whaaatttt??? Beneran tuh?”
Kalo si okki n novi sih aku percaya banget mereka bisa pendadaran secepat itu. Tapi kalo anggit tu aku sempet nggak percaya banget, karena pas terakhir aku ketemu dia (sekitar akhir November 2011) tuh dia sempet ngeluh ke aku kalo habis ganti karya puisi untuk skripsinya. Trus dia biilang kalo harus mulai dari awal lagi. Saat itu aku juga habis ganti judul skripsi (dengan karya yang sama). Jadi aku pikir saat itu kondisiku dan anggit sama-sama lagi galau gara-gara harus revisi semuanya dari awal. Tapi ternyata si anggit ini tangguh dan gesit sekali, dalam jangka waktu nggak sampe 2 bulan dia bisa nyelesein skripsinya yang lebih dari 50 lembar itu. WOW! Standing applauses for her. I give 4 thumbs up for her.

Aku bener-bener kagum banget sama temen-temenku yang mau ngejar wisuda februari nanti. Jerih payah dan kerja lelah mereka tiap hari nglembur bikin skripsi n focus ngerjain skripsi ternyata memang berbuah matang. Mereka sudah menuainya sekarang.
Semuanya emang butuh pengorbanan. I believe it! Mereka nggak mau maen, nggak mau hedon, nggak mau ikut temen-temen lainnya seneng-seneng, tapi mereka justru giat nyelesein skripsi mereka.

Memang ada harga yang harus dibayar untuk semua itu.

Dari situ aku merasakan motivasi besar yang menghampiriku untuk segera menyusul teman-temanku lulus secepatnya.
Wish me luck!

Targetku wisuda bulan Mei nanti. Aku harus bisa kejar target. Kalo temen-temenku itu bisa nyelesein skripsi nggak sampe 3 bulan, aku juga pasti bisa seperti mereka. Aku harus giat nulis lagi  mulai sekarang. Aku juga harus rajin konsul sama bu Rio (Dosen Pembimbing Skripsi ku). Pokoknya aku harus bikin deadline untuk setiap progress yang aku inginkan. Smuanya itu berawal dari diriku sendiri. Orang-orang di sekitarku (daddy, mommy, mas sandy, temen-temen) hanya sebagai motivatorku.

Aku pasti bisa!

I can do it!

..to be graduated as soon as possible.